Siswa Perlu Terus Didukung
April 25th, 2008 Posted in General | 1 Comment »
Jumat, 25 April 2008
Supaya tidak bertambah stres, siswa juga terus berpikiran positif. Yang penting saya sudah belajar dan berusaha yang terbaik. Saya yakin bisa mengerjakan soal ujian dengan baik, tapi hasilnya tidak tahu. Itu urusan nanti, ujar Adi (18), siswa SMAN 1 Sentolo, Kulon Progo. Libur Untuk meredakan stres yang dialami siswa, hampir seluruh SMA dan SMK di Kulon Progo juga menetapkan hari Jumat ini sebagai hari libur bagi peserta UN. Menurut Kepala SMAN 1 Wates Sugiharto, pemberian libur penting agar siswa tidak merasa tertekan saat kembali masuk sekolah di hari Sabtu untuk memulai ujian sekolah. Perjalanan siswa masih panjang, kasihan kalau dipaksa belajar terus-terusan, lanjutnya. Pelaksanaan UN SMA/SMALB/ MA/SMK di seluruh DIY 22-24 April sendiri berlangsung lancar. Dari laporan yang masuk, penyelenggaraan UN di tiap kabupaten/kota berjalan lancar. Sampai saat ini tidak ada laporan kecurangan, kata Ketua Penyelenggara UN DIY K Baskara Aji. Sebagian besar lembar jawab komputer (LJK) juga sudah melewati proses scanning di Dinas Pendidikan DIY.
Baskara menjelaskan, setelah melewati proses validasi, hasil scanning dikirim ke Departemen Pendidikan Nasional untuk menjalani proses scoring nilai. Dari pantauan selama tiga hari pelaksanaan UN, Tim Pemanatau Independen (TPI) berharap kesalahan-kesalahan yang masih terjadi tidak terulang lagi pada pelaksanaan UN tingkat SMP dua pekan mendatang. Beberapa kesalahan tersebut, antara lain, siswa terlambat masuk ruang ujian, siswa membuka soal terlebih dahulu sebelum waktu yang ditentukan, dan keterbatasan sarana pendukung. Wakil Koordinator TPI UN DIY Rochmat Wahab mencontohkan, masih ada ruang ujian yang jarak antarsiswa kurang dari satu meter. Sekolah juga perlu memerhatikan berbagai sarana pendukung bagi siswa dengan kebutuhn khusus. Kami juga sempat menegur keras pengawas yang terlalu longgar mengawasi siswa di sebuah SMA swasta di Gamping, Sleman, kata Rochmat. TPI masih mengumpulkan data mengenai kasus tersebut. Ketika terbukti adanya kerja sama antara pengawas dan pihak sekolah untuk memberi kesempatan siswa bekerja sama, pengawas akan mendapat sanksi tegas. (DYA/YOP)
Televisi Membuat Anak Terlalu Cepat Dewasa
April 4th, 2008 Posted in General | 2 Comments »Jumat, 4 April 2008 | 09:54 WIB
YOGYAKARTA, KOMPAS - Berbagai program acara anak yang ditayangkan di televisi saat ini banyak berdampak negatif bagi kehidupan anak-anak, antara lain menjadikan anak terlalu cepat dewasa. Karena itu, orang tua perlu mendampingi anak menonton televisi. Kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi media juga harus ditingkatkan. Dosen Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sutarimah Ampuni mencontohkan, pada film-film kartun bahasa terjemahan yang dipakai adalah bahasa orang dewasa. Ada pula kisah percintaan yang belum waktunya dikenalkan pada anak-anak. Beberapa acara reality show telah melanggar batas kehidupan wajar anak-anak, tutur Ampuni sembari menyebut beberapa nama acara di televisi pada diskusi Telaah Kritis Program Televisi untuk Anak- anak di Pusat Kajian Media dan Budaya Populer (PKMBP), Kamis (3/4).
Jadwal acara yang memakai jam belajar anak, tuntutan berlebihan untuk keberhasilan anak, pemaksaan norma orang dewasa untuk menilai anak, dan pemakaian pakaian yang mengikuti gaya orang dewasa membuat anak-anak tidak lagi hidup secara wajar sesuai usianya. Anak-anak bahkan diperkenalkan kepada dunia di luar pemahaman mereka. Pada sinetron anak seperti Si Entong, Samsonwati, Seri Legenda, dan lain sebagainya, anak-anak disuguhi permasalahan- permasalahan orang dewasa dan kisah-kisah percintaan yang bisa merusak logika berpikir anak. Untuk memberikan lingkungan yang sehat bagi perkembangan anak, Ampuni menekankan pentingnya production house membuat tayangan interaktif dan edukatif yang menanamkan pesan-pesan moral dengan bahasa anak-anak.
Sinetron Penulis Yunita Candra yang mewakili komunitas We Are Mommies Indonesia mengungkapkan, saat ini sebenarnya sudah ada tayangan televisi yang mendidik. Si Unyil atau Surat Sahabat, misalnya, sangat bagus. Sayangnya acara itu ditayangkan di siang hari saat anak-anak istirahat. Sedangkan di pagi hari dan sepanjang sore sampai malam diisi sinetron, papar Yunita. Karena itu, ia lalu membatasi kegiatan menonton televisi pada anak-anaknya. Peneliti PKMBP, Rahayu, mengungkapkan, saat ini keberadaan televisi memang sudah sulit dipisahkan dari hidup anak-anak. Pendampingan orangtua merupakan langkah terbaik untuk membantu anak berinteraksi dengan televisi. Selain itu, pemerintah perlu mendukung kegiatan literasi media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menyikapi media secara positif. (DYA)
KACA: Nonton Bokep Aaaaahh…Tapi…?
March 21st, 2008 Posted in General | 2 Comments »04/03/2008 09:54:14
Video porno memang bukan hal aneh dan asing lagi bagi sebagian besar remaja. “Wajarlah umur-umur segini,” ucap Indra. Terbukti dengan hasil survei terhadap 18 responden yang dilakukan tim Kaca, 100% responden mengaku pernah melihat video porno. “Rasa ingin tahu yang besar memang normal, tapi penyalurannya
My new site
February 16th, 2008 Posted in General | 3 Comments »Finally, my new site has been constructed………